Pink Bobblehead Bunny

Thursday, March 11, 2021

Proyek Analisis Distributor

 A.    Pembuka

Kegiatan distribusi merupakan hal yang sangat penting dalam perdagangan, karena hal ini merupakan perantara bagi kegiatan produksi dan konsumsi. Dalam kegiatan distribusi terdapat istilah saluran distribusi. Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan menyalurkan atau menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Tujuan pelaksanaan penelitian mengenai cara distribusi barang di sebuah pusat perbelanjaan ini adalah untuk menghasilkan kajian tentang kegiatan distribusi yang dilaksanakan di pusat perbelanjaan atau pasar. Pusat belanja yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Alfamart Alamanda Semarang. Teknik pengumpulan datanya adalah studi pustaka dan studi lapangan. Studi lapangan dilaksanakan dengan cara observasi dan wawancara.

 

B.    Pertanyaan Hasil Pengamatan

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara, diperoleh beberapa pertanyaan berkaitan proses distribusi di Alfamart, yaitu sebagai berikut:

1.     Siapa saja produsen untuk Alfamart?

2.     Bagaimana cara menjalin kerja sama atau membuat kontak dengan pihak produsen?

3.     Siapa saja perantara (berupa agen/pedagang besar/pengecer) atau distributor bagi Alfamart?

4.     Apa saja jenis produk yang dijual di Alfamart?

5.     Adakah barang jualan di Alfamart yang merupakan barang impor?

6.     Kapan barang yang didistribusikan datang?

7.     Dengan transportasi apa barang didistribusikan dan melewati jalur apa?

8.     Berapa kapasitas barang yang didistribusi?

9.     Bagaimana cara Alfamart mencapai proses distribusi yang efisien?

10.  Hambatan apa saja yang terjadi dalam proses pendistribusian?

C.    Hasil Penelitian  

Alfamart merupakan sebuah minimarket yang dikelola oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebagai pemegang merek Alfamart. Alfamart memiliki slogan “Belanja Puas, Harga Pas” dengan menawarkan berbagai produk kebutuhan sehari-hari. Saat ini minimarket Alfamart sudah hadir hingga di setiap kecamatan atau kelurahan. Semua orang dapat bergabung dan berinvestasi di Alfamart. Alfamart menawarkan bentuk kerja sama franchise atau waralaba kepada investor yang berminat untuk membuka usaha minimarket.

Alfamart tidak memiliki unit produksi sendiri melainkan bekerja sama dengan rekanan UMKM atau UKM karena dalam menjalankan bisnisnya Alfamart juga memiliki misi untuk mendukung upaya pemerintah dalam melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi, khususnya di ranah usaha mikro kecil dan menengah.

Suatu produk yang memiliki kualitas yang bagus dan sudah setara atau melebihi standar yang ditentukan namun belum mempunyai merk dagang dapat diajukan ke pihak Alfamart. Biasanya Alfamart akan membantu untuk memberikan merek supaya produk tersebut dapat dipasarkan di Alfamart, seperti private label A. Contoh dari produk merk A tersebut seperti "A" Tissue, "A" Air Mineral, "A" Kapas, "A" Handuk, "A" Lem Perekat, dan "A" Roti.  Selain itu, Alfamart juga memasarkan produk dari produsen/supplier selain UKM/UMKM seperti Kraft, Mondelez, OT, Silverqueen, Danone, dan sebagainya.  

Sistem di Alfamart lebih merupakan menumpang jual atau disebut juga konsinyasi. Jika barang laku, barulah pihak Alfamart membayar ke produsen/supplier. Siapa saja boleh menawarkan produknya untuk dijual di Alfamart, bila produk tersebut telah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Peraturan ini berfungsi untuk menjaga nama baik Alfamart dan menetapkan standar kualitas produk para pelaku UKM dan UMKM agar dapat bersaing dengan produk lain. Pihak produsen/supplier dapat memasarkan produknya di Alfamart dengan langsung datang ke kantor untuk melakukan pengajuan izin. Berikut ini adalah syarat memasarkan produk di Alfamart:

1.     Harus mempunyai label SNI,

2.     Harus lolos uji laboratorium, dan

3.     Produk makanan harus memiliki label halal.

Selama ini, barang-barang yang dijual di Alfamart tidak ada yang merupakan barang impor. Meskipun ada produk yang diimpor, misalnya kurma, produk tersebut pasti sudah menjadi produk private label (atau berubah nama menjadi "A" Kurma).

Dalam menjalankan perannya sebagai distributor, pertama-tama gudang pusat Alfamart mendistribusikan barang ke gerai-gerai Alfamart sesuai pesanan masing-masing gerai. Di gerai-gerai inilah selanjutnya barang-barang tersebut dijual kepada konsumen. Dalam distribusi barang, Alfamart menerapkan digital packing system dan tail gate system pada pusat distribusinya. Kedua sistem ini dapat meningkatkan efisiensi proses pengambilan barang dari rak penyimpanan dan pemuatan barang ke armada pengirim maupun pemasukan barang di gerai. Pengiriman dan penerimaan barang di Alfamart dilakukan setiap dua hari sekali. Kegiatan distribusi barang dari gudang pusat ke gerai Alfamart dilakukan melalui jalur darat dengan alat transportasi berupa truk.

Ada beberapa jenis tipe gerai Alfamart yang dikategorikan berdasarkan jumlah rak dalam satu gerai, antara lain tipe tiga puluh enam rak dan empat puluh lima rak. Gerai yang menjadi objek penelitian kali ini merupakan gerai tipe tiga puluh enam rak dimana pada setiap rak terdapat enam shelving yang dapat memuat sekitar satu sampai dengan lima produk jualan. Jadi, kapasitas barang yang didistribusikan untuk dijual dapat mencapai 1.080 item produk sekali distribusi.  Jenis produk yang dijual meliputi makanan, minuman, snack, produk perawatan tubuh, hair care, susu, popok bayi, kebutuhan dapur, dan peralatan kebersihan.

Cepatnya laju pertumbuhan gerai Alfamart dapat terlaksana karena didukung oleh sistem terintegrasi pada setiap point of sales kasir di semua gerai yang mencakup sistem penjualan, persediaan, dan penerimaan barang. Teknologi di pos kasir sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan transaksi di masa depan. Untuk mempercepat pelayanan dan kenyamanan belanja, Alfamart menggunakan pemindaian scanner barcode.

Hambatan yang dapat terjadi pada tahap penyediaan barang adalah cuaca yang kurang mendukung dan masalah pada alat transportasi. Sedangkan hambatan pada tahap distribusi barang kepada konsumen dapat berupa stok kosong atau kerusakan sistem komputer kasir.

D.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Alfamart merupakan jalur distribusi ritel modern yang telah menerapkan sistem dan standar untuk mendukung kesuksesan usahanya.  Penerapan sistem teknologi informasi menjadikan proses pemantauan persediaan, pelayanan permintaan dan suplai barang dari pusat distribusi ke gerai berlangsung secara efektif dan efisien. Secara langsung penerapan sistem komputerisasi di kasir menjadikan kegiatan penjualan ke konsumen dapat berlangsung dengan cepat dan tepat.

E.   Sumber: 

http://jurnal.unpad.ac.id

https://moondoggiesmusic.com

https://gaweanomah.com

https://www.etalasebisnis.com

https://www.marketeers.com

https://firmandut.blogspot.com

Kegiatan & Tanggapan Aksi Demonstrasi

TUGAS IPS

1.     Demonstrasi Mahasiswa di Aceh (26 September 2019) untuk menuntut pembatalan pengesahan RUU KPK, menolak RUU KUHP dan RUU Kemasyarakatan, pengehentian Kriminalisasi Aktivis HAM, rasisme Papua, masalah pertahahan, karhutla dan penghentian militerisme

Sumber: Agus Setyadi (fotografer) / detik.com, https://aceh.tribunnews.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tanggapan:

Pada zaman globalisasi dimana informasi dapat diakses dengan mudah oleh semua kalangan,  masyarakat relatif menjadi lebih peduli dan kritis terhadap permasalahan di sekitarnya.

Demonstrasi di Banda Aceh ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kalangan mahasiswa terhadap isu sosial dan politik. Sepanjang aksi demonstrasi, para mahasiswa menyampaikan aspirasi mereka secara tertib. Aksi ini diorganisir dengan baik sehingga dapat berlangsung dengan damai. Para mahasiswa dipersilakan masuk ke gedung DPRA tanpa bersitegang dengan aparat. Tidak ada insiden yang serius hingga aksi menyampaikan aspirasi berakhir. Bahkan usai aksi demonstrasi terlaksana, para mahasiswa melakukan tindakan terpuji dengan membersihkan sampah-sampah di halaman gedung DPRA hingga Jalan Daud Beureueh.


2.     Demonstrasi Buruh di Kantor PTPN V Riau

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Puluhan buruh yang tergabung dalam SBSI (Serikat Buruh Solidaritas Indonesia) melakukan aksi unjuk rasa didepan Kantor PTPN V Riau Jalan Rambutan Pekanbaru, Selasa (3/9/2019).

Buruh dari SBSI ditingkat perusahaan PTPN V Kebun Tanjung Medan Kabupaten Rokan Hilir ini ada lima tuntutan yang pertama gaji, BPJS yang tidak pernah didapatkan, status pekerjaan, hak lembur dan cuti dan Tunjangan Hari Raya. "Yang namanya THR tidak kami dapatkan," jelas orator.

Yoki Pratama, Pimpinan Komisariat SBSI di tingkat Perusahan PTPN V Tanjung Medan menyampaikan sampai hari ini belum ada tanggapan dari PTPN V.

Sumber: https://pekanbaru.tribunnews.com

 

Tanggapan:

Demonstrasi dapat dilakukan sebagai salah satu cara bagi buruh yang tidak mendapatkan haknya untuk memperoleh perhatian lebih dan solusi bagi permasalahan yang mereka alami. Aksi yang dilakukan ini merupakan contoh demokrasi di negara Indonesia yang dilaksanakan seturut hukum. Para buruh yang melakukan demonstrasi menjauhi tindakan anarkis dan tidak menimbulkan dampak negatif yang serius bagi masyarakat lain. Mereka menuntut perusahaan untuk memberikan hak-hak yang seharusnya mereka peroleh. Meskipun sejauh ini belum ada respon yang diberikan, namun semestinya para demonstran tersebut mendapatkan hak yang sepantasnya ⸺ sesuai kewajiban yang telah mereka laksanakan.

 

3.     Aksi Unjuk Rasa di Cianjur oleh gabungan organisasi mahasiswa untuk menentang ketidakadilan, pemerataan pendidikan, dan pengentasan pengangguran

Sumber: NasionalTempo.co, https://pekanbaru.tribunnews.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tanggapan:

Pada demo ini, massa aksi memblokir Jalan Siliwangi sehingga mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas sepanjang jalan raya. Selain itu, peserta demo juga melakukan pembakaran ban dan terpaksa dilerai oleh anggota kepolisian. Salah satu massa aksi menyiram bensin ke sekitar ban, sehingga api menyambar anggota kepolisian yang mencoba memadamkan api tersebut. Peristiwa tersebut menyebabkan tiga anggota kepolisian terkena luka bakar. Aksi ini adalah salah satu contoh demonstrasi yang mengarah kepada tindakan anarkis. Tujuan aksi yang sebenarnya tidak tercapai, dan malah menimbulkan korban jiwa. Seharusnya pihak yang melakukan unjuk rasa mengantisipasi kemungkinan adanya tindakan provokasi dan memastikan agar aksi demonstrasi berlangsung dengan damai.

4.     Demo Mahasiswa Gejayan Memanggil Kembali Digelar di Yogyakarta

TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Gejayan Memanggil kembali digaungkan untuk demo mahasiswa yang akan digelar hari ini, Senin 30 September 2019.

 

Demonstrasi yang diperkirakan melibatkan ribuan mahasiswa, pelajar, buruh, jurnalis, aktivis, dan penggiat Hak Asasi Manusia (HAM) ini akan mengusung berbagai tuntutan di antaranya mendesak Presiden Joko Widodo menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang mengenai Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi atau Perpu KPK.

 

Humas gerakan Gejayan Memanggil, Syahdan mengatakan desakan agar Presiden Jokowi mengeluarkan Perpu KPK karena revisi UU KPK yang telah disahkan DPR masih mengandung kelemahan. Sebabnya, independensi KPK dipertanyakan.

 

Peralihan status kepegawaian KPK menjadi aparatur sipil negara atau ASN akan mempengaruhi independensi KPK dan pemerintah. “Penyelidik KPK yang hanya berasal dari kepolisian juga bermasalah,” kata Syahdan saat dihubungi Tempo, Senin, 30 September 2019.

 

Demonstrasi yang dibuat Aliansi Rakyat Rakyat Bergerak ini juga menuntut agar perangkat negara menghentikan segala bentuk tindakan represif dan kriminalisasi. Belakangan ini terjadi penangkapan aktivis pro-demokrasi dan demonstran dari kalangan mahasiswa. Tuntutan selanjutnya adalah menarik seluruh komponen militer, mengusut tuntas pelanggaran HAM, dan membuka ruang demokrasi seluas-luasnya di Papua.

 

Mereka juga mendesak negara mengusut tuntas pelanggaran HAM yang tidak negara selesaikan. “Gerakan kami juga menolak impunitas terhadap pelanggar HAM dan mengadili penjahat HAM,” kata Syahdan.

 

Selain itu, mereka mendesak pemerintah segera mengatasi bencana dan menyelamatkan korban, mengadili pengusaha dan korporasi pembakar hutan, menghentikan pemberian izin baru bagi perusahaan besar perkebunan. Desakan penting lainnya adalah pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, revisi pasal-pasal bermasalah dalam RKUHP, menolak RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Keamanan, Ketahanan Siber, dan RUU Minerba.

 

Gerakan Gejayan Memanggil hari ini merupakan lanjutan dari demo mahasiswa Gejayan Memanggil pada 23 September. Aksi mereka pada 23 September lalu menuai simpati dari publik karena berlangsung damai. Mereka juga membersihkan sampah yang ada di lokasi demonstrasi. Demonstran menyatakan aksi mereka nir-kekerasan.

Sumber: https://nasional.tempo.co

 

Tanggapan:

Gerakan Gejayan Memanggil adalah tanggapan dari kelompok-kelompok yang tidak memiliki hubungan dengan gerakan politik. Kelompok ini relatif tanpa beban saat mengangkat substansi isu yang mereka dukung. Demonstrasi yang mereka lakukan menyerukan berbagai tuntutan kepada pemerintah untuk segera mengatasi masalah-masalah yang ada di Indonesia, seperti isu keadilan sosial, kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM, dan lain sebagainya. Selain itu, kelompok ini juga melaksanakan aksi demonstrasinya tanpa menimbulkan kejadian yang serius dan bertanggung jawab dengan membersihkan kembali sampah-sampah di area pelaksanaan unjuk rasa.

 

5.     DEMO 4 NOVEMBER 2016

Description: demo 4 nov.jpg

Aksi demo menuntut pengusutan kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur nonaktif Basuki T Purnama (Ahok) di depan Istana Negara, 4 November, lalu berakhir ricuh. Polisi pun terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang rusuh.

"Ini rekan-rekan bisa lihat bagaimana polisi persuasif, jadi kalau polisi melakukan penyerangan itu tidak betul, lihat bahkan pengamanan demo kita salat," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/11/2016).

Awi mengatakan aparat polisi telah berusaha semaksimal mungkin melakukan pengamanan demo secara persuasif dan humanis. Namun aksi damai itu berubah menjadi ricuh setelah sekelompok massa melakukan provokasi dengan melempari aparat menggunakan batu, bambu hingga besi ujung pagar Monas.

Awi menyebut total ada 350 korban luka dan kelelahan dalam insiden tersebut. Selain itu, 18 unit mobil dinas TNI-Polri yang diparkir di Monas, dirusak massa.

Awi kemudian menjelaskan kronologi aksi dari mulai massa datang hingga massa bubar pada Jumat malam. Berikut kronologinya:
13.00 WIB
Setelah salat Jumat massa berbondong-bondong menuju Istana Negara.

13.50 WIB
Massa mulai melakukan pelemparan ke arah polisi untuk pertama kalinya. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama dan massa kembali tenang.

14.41 WIB
Sekelompok massa kembali lagi melempari polisi untuk kedua kalinya. Polisi mulai membacakan Asmaul Husna ketika massa kembali ricuh.

14.42 WIB
Massa yang berada di garis depan menarik pagar kawat berduri sehingga keluar dari cone block. Polisi membatasi massa demo dengan lapisan cone block dan dua lapis kawat berduri (security barrier).

15.10 WIB
Massa dan polisi melaksanakan salat Asar.

15.47 WIB
Massa yang berada di depan Wisma TNI, Jl Medan Merdeka Barat arah Harmoni kembali ricuh dengan melempari polisi menggunakan bambu, batu dan botol minuman. Massa juga membakar ban bekas.

15.58 WIB
Perwakilan massa meminta masuk kita antar sampai ke depan istana.

18.14 WIB
Massa sudah mempersiapkan diri untuk merusuh dengan mengoleskan pasta gigi ke wajahnya.

19.00 WIB
Massa semakin memanas dan terpecah menjadi dua. Beberapa kelompok massa mengadang massa yang ricuh dengan membentengi polisi, sementara massa lainnya melakukan tindakan kerusuhan dengan terus melempari petugas.

19.05 WIB
Kedua massa kelihatan ricuh, yang mau menyerang dan melindungi polisi, tapi akhirnya jebol sehingga kericuhan pun pecah dan semakin tidak terkendali.

19.10 WIB
Massa semakin rusuh dan sudah melakukan penyerangan kepada polisi dengan bambu, batu dan benda-benda keras lainnya.

19.33 WIB
Untuk membubarkan massa yang semakin ricuh, polisi menembakkan gas air mata untuk pertama kalinya. Massa pun panik dan berlarian hingga terurai.

19.41 WIB
Polisi kembali menembakkan gas air mata untuk gelombang kedua.

19.48 WIB
Polisi menembakkan gas air mata untuk ketiga kalinya.

19.53 WIB
Massa semakin beringas dan mulai terjadi kericuhan, termasuk bentrok dengan aparat. Massa melempari petugas dengan botol, batu, dan benda-benda yang ada di dekatnya. Polisi tetap menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

20.01 WIB
Kendati tembakan gas air mata terus dilakukan, namun massa semakin menjadi-jadi. Beberapa di antaranya ada yang melempari petugas dengan petasan.

20.04 WIB
Massa menyalakan api lalu membakar truk Brimob dan mobil security barrier.

20.06 WIB
Petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemprov DKI mulai memadamkan api yang menghanguskan truk dan security barrier.

20.15 WIB
Situasi mulai kondusif dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun naik panggung, memerintahkan anggota untuk menghentikan tembakan gas air mata. Anggota Brimob pun berangsur-angsur menarik diri.

Di sela-sela kericuhan itu, polisi mengamankan 10 orang peserta demo. Namun sepuluh orang itu telah dipulangkan karena belum cukup bukti melakukan tindakan ricuh.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti terkait insiden tersebut, di antaranya sejumlah cone block, beberapa bilah bambu, sejumlah anak panah dari paku, sejumlah kelereng, dan lainnya.

 

Tanggapan: Demo itu adalah sarana untuk kita menyampaikan pendapat. Tidak perlu kita demo sampai berlebihan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.

 

6.     DEMO 1998

Description: demo-1998.jpg

 

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga aktivis mahasiswa di era reformasi, Adian Yunus Yusak Napitupulu, mengenang peristiwa Mei 1998, sebelum jatuhnya Presiden Soeharto. Adian berkisah tentang peristiwa yang terjadi hari ini pada 18 tahun silam, 18 Mei 1998. Ketika itu, demonstrasi mahasiswa semakin besar dalam menuntut Soeharto untuk lengser keprabon. "Situasi saat itu mencekam. Aparat militer tanpa identitas namun bersenjata ada di tiap sudut Jakarta," demikian kenangan Adian, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Rabu (18/5/2016). "Lapis baja, mulai water cannon hingga panser meraung di jalanan. Sniper menunggu kampus-kampus yang akan bergerak," lanjut Adian. Adian berkisah, berdasarkan rapat mahasiswa pada malam sebelumnya, setiap simpul dari 54 kampus yang tergabung dalam Forum Kota diminta membawa setidaknya 20 mahasiswa dari tiap kampus yang siap jadi martir. "Total 1.242 mahasiswa dari 54 kampus sudah harus tiba di lokasi. Jika pukul 10.00 WIB tak terjadi bentrokan, maka setiap kampus diharuskan memberangkatkan 50 mahasiswa lagi," tulis Adian. Adian melanjutkan, jika hingga pukul 12,00 WIB tidak ada pertumpahan darah, maka semua mahasiswa diminta mengosongkan kampus. Seluruh mahasiswa diminta bergerak ke Gedung DPR/MPR. "Tapi kalau pukul 09.00 WIB terjadi bentrokan, maka 54 kampus diminta untuk memblokir jalan raya depan kampus masing-masing," ujar Adian, yang juga Sekretaris Jenderal Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) itu. Mahasiswa memang cenderung bergerak hati-hati dan tidak sporadis, mengingat sudah ada korban jiwa saat mahasiswa Universitas Trisakti melakukan unjuk rasa. "Enam hari lalu, empat mahasiswa Trisakti ditembak mati," tulis Adian. Tidak hanya itu, setelah itu juga terjadi kerusuhan di Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia. Kerusuhan itu juga disertai kekerasan berbasis prasangka rasial. Saat itu, kata Adian, mahasiswa berpikir bahwa 90 persen dipastikan akan terjadi pembantaian massal. Namun, itu tidak menjadikan mahasiswa tak punya nyali untuk bergerak. "Takut? Itu pasti. Kami pun ingin kuliah cepat dan lulus tanpa di-drop out atau di-dor (ditembak mati). Tapi apa pilihan kami?" lanjut dia. Namun, aksi itu kemudian membuahkan hasil. Pukul 12.00 WIB, mahasiswa yang berkumpul di depan gerbang DPR/MPR sudah mencapai 7.000 orang.  "Jumlahnya terus dan terus bertambah," kenang Adian. Peristiwa yang terjadi pada 18 Mei 1998 merupakan bagian dari rangkaian panjang menjelang jatuhnya Soeharto. Mengutip dokumen Harian Kompas yang terbit 19 Mei 1998, mahasiswa yang menguasai pelataran Gedung DPR/MPR memutuskan untuk bermalam. Mereka diminta pulang hingga disediakan bus, tapi menolak. Setelah mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR/MPR, desakan untuk menuntu Soeharto mundur semakin kuat. Pimpinan DPR/MPR pun meminta Presiden Soeharto untuk mundur. Permintaan itu disampaikan Ketua DPR/MPR Harmoko yang didampingi pimpinan lain, yaitu Ismail Hasan Metareum, Abdul Gafur, Fatimah Achmad, dan Syarwan Hamid, pada 18 Mei 1998. "Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, Pimpinan Dewan baik Ketua maupun Wakil-wakil Ketua mengharapkan demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri," ujar Harmoko dalam keterangan resmi kepada pers.

 

Tanggapan: Seperti demo sebelumnnya, demo ini sama-sama memakan korban jiwa. Kita boleh saja berdemo, karena demo merupakan sarana untuk menyampaikan pendapat kita, yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita unjuk rasakan. Tetapi demo tidak perlu dengan emosi yang tinggi seperti merusak asas Negara, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.

 

https://news.detik.com/berita/d-3339694/kronologi-demo-4-november-dari-damai-hingga-berakhir-ricuh

https://nasional.kompas.com/read/2016/05/18/11192491/18.mei.1998.jakarta.mencekam.tetapi.mahasiswa.bergerak.kuasai.gedung.dpr.mpr?page=all

7. Demo Mahasiswa di Jakarta untuk menolak UU dan RUU kontroversial

Jakarta, CNN Indonesia -- Demonstrasi mahasiswa untuk menolak RUU KUHP dan RUU kontroversial lain pada Selasa (24/9) merebak di berbagai titik di Jakarta. Sebagian aksi tersebut berakhir ricuh karena mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat. Aksi mahasiswa ini sebenarnya berpusat di depan kompleks DPR RI. Awalnya, aksi berjalan damai, tapi menjelang sore, demonstrasi mulai ricuh. Suasana mulai panas pada siang hari, ketika pedemo menuntut pimpinan DPR untuk menemui mereka. Demonstran melemparkan botol mineral dan terlibat aksi saling dorong dengan aparat keamanan.Tak lama setelah itu, massa memblokade jalan tol dalam kota sehingga lalu lintas tersendat. Sejumlah demonstran dilaporkan membakar beberapa kerucut lalu lintas (traffic cone) di dalam jalur bebas hambatan yang berlokasi di seberang kompleks parlemen itu. Menjelang sore, polisi menyemprotkan meriam air untuk membubarkan massa di depan gedung DPR. Pedemo yang didominasi mahasiswa itu pun kocar kacir. Tetap bertahan, mahasiswa menjebol pagar gedung DPR RI menjelang petang. Massa yang menjebol pagar berteriak sambil melempar batu ke arah aparat. Kepolisian lantas menembakkan gas air mata yang kemudian dibalas lemparan batu dari arah demonstran. Memasuki malam hari, situasi kian panas. Aparat terus berupaya membubarkan massa dengan gas air mata, bahkan kala azan magrib tengah berkumandang.Sementara itu, sebagian massa mulai mundur dari depan DPR dan berkumpul di bawah flyover RS Mulut dan Gigi Ladokgi dekat Jakarta Convention Center (JCC), dan Jalan Gerbang Pemuda mengarah ke TVRI. Namun, mereka kembali maju ke depan kompleks parlemen, mendorong barikade kepolisian. Aparat pun kembali menembakkan gas air mata ke arah demonstran tersebut. Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Harry Kurniawan, memang sudah menginstruksikan pasukannya untuk menangkap para demonstran yang mengotot tetap melanjutkan aksi di kompleks parlemen pada malam hari.

TANGGAPAN : Berdasarkan demo yang telah dilakukan para mahasiswa di atas ini sebenarnya tidak ada gunanya sama sekali. Mereka demonstran melakukan itu dari pagi sampai malam, namun tidak ada hasil yang mereka dapatkan namun malah membuat lalu lintas macet. Bahkan para demonstran itu sampai melempar lempar botol hingga membakar beberapa kerucut lalu lintas (traffic cone). Perbuatan yang dilakukan para demonstran itu sudah melewati batas. Sebenarnya boleh demo, namun jika sampai membakar bakar seperti itu, itu sudah kelewat batas dan harus segera diberhentikan.

https://www.liputan6.com/news/read/4073895/demo-makan-korban-mahasiswa-minta-pemerintah-tidak-abaikan-tuntutan

8. Demo Jokowi, Singgung Pelanggaran HAM - mahasiswa yang menggelar unjuk rasa di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha berharap Presiden Joko Widodo tidak mengkhianati rakyat di periode kedua pemerintahannya.

Senin, 21/10/2019 17:06 WIB

"2014 (lalu) Presiden kita di depan sana berjanji akan menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM, betul tidak? Tapi bagaimana kabarnya hari ini, apa tertuntaskan tidak?" tanya Atiatul (Ketua BEM Universitas Gadjah Mada Muhammad Atiatul Muqtadir) dari atas mobil komando, Senin (21/10).

Pertanyaan itu dijawab dengan teriakan kompak mahasiswa, "Tidak". Ia mengingatkan sejumlah kasus pelanggaran HAM yang belum dituntaskan antara lain kasus pembunuhan aktivis HAM Munir dan penyiraman air keras terhadap penyidik senior Novel Baswedan. "Tidak boleh ada Novel Baswedan berikutnya, tidak boleh ada Munir selanjutnya. Tidak boleh ada korban selanjutnya diperkosa oleh negara, diculik oleh negara, dihardik oleh negara," tegasnya. Pria yang akrab dipanggil Fathur itu juga menyampaikan tuntutan mahasiswa tentang maklumat tuntaskan agenda reformasi. Ditegaskan Fathur bahwa mahasiswa ingin memastikan lima tahun ke depan, kebijakan-kebijakan yang dihasilkan adalah kebijakan yang berpihak pada rakyat dan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan. Dalam orasinya, dia mengingatkan agar perjuangan mahasiswa tidak berhenti. Kata Fathur unjuk rasa mahasiswa bertujuan untuk menyampaikan aspirasi, bukan untuk direpresi oleh aparat. "Walaupun langit akan runtuh, keadilan tetap harus ditegakkan. Dua kata, satu perjuangan: hidup mahasiswa. Tiga kata, satu tujuan: hidup rakyat Indonesia," tegas dia.

Selain itu ada spanduk dengan tulisan "Pemerintahan yang Buruk Terlahir dari Kepentingan yang Abadi". Mahasiswa di barisan terdepan juga terpantau membawa lima korban tewas dalam gelombang demonstrasi di sejumlah daerah, September lalu. Foto-foto tersebut adalah Maulana Suryadi, Akbar Alamsyah, Bagus Putra Mahendra, Muhammad Randi, Yusuf Kardhawi.

TANGGAPAN : Sebenarnya, demo yang dilakukan oleh para mahasiswa ini merupakan salah satu kepedulian para mahasiswa terhadap kasus kasus yang melanggar HAM. Namun, namanya demo, itu juga tidak benar apalagi mahasiswa yang melakukannya. Karena demo ini, sudah ada 5 korban yang tewas. Seharusnya mereka menyampaikan aspirasi mereka secara tertib,sehingga tidak akan memakan korban jiwa seperti ini dan dapat berakhir dengan damai tanpa ada korban jiwa.

/20191021161218-20-441549/mahasiswa-kembali-demo-jokowi-singgung-pelanggaran-ham

9. Demo Buruh KSPI

TANGGAPAN : Pada demo ini, para buruh KSPI menggelar aksi di DPR (2019/10/02). Mereka menyuarakan 3 isu utama yaitu untuk menolak revisi UU Ketenagakerjaan, menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Mereka melakukan aksi ini dengan tertib. Aksi ini diorganisir dengan baik sehingga berjalan dengan damai tanpa ada kekerasan, merusak barang, bahkan korban jiwa. Demo seperti inilah yang seharusnya diterapkan pada demo demo yang lainnya, tanpa ada kerusakan,kekerasan, dan korban jiwa. Dan aspirasi bisa tersampaikan dengan baik.

https://news.detik.com/berita/d-4731333/demo-tertib-ala-buruh-kspi

10. Demo di Jakarta--- untuk menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan di sekitar gerbang utama gedung DPR/MPR RI rusak parah setelah demo mahasiswa yang berlangsung sejak Selasa pagi. Suasana di depan gerbang utara Gedung DPR/MPR RI sudah kondusif. Namun tampak pagar depan sedang diperbaiki akibat dijebol paksa oleh mahasiswa yang berdemo.

Selain itu, perbuatan vandalisme mahasiswa juga terlihat pada tembok pagar utama Gedung DPR/RI. Mobil water cannon Brimob Polri tak luput jadi sasaran. Sementara, separator jalur busway juga ikut rusak setelah demonstrasi mahasiswa. Pembatas jalan tol dalam kota juga menjadi korban vandalisme. Pintu tol dalam kota Pejompongan pun sempat terbakar, tetapi

api berhasil dipadamkan. Sementara, jalan tol dalam kota steril dari kendaraan melintas. Hanya di Jalan Gatot Subroto arah Senayan yang sudah diperbolehkan untuk kendaraan melintas. Jalan tersebut diberlakukan dua arah.

Aksi demonstrasi mahasiswa hingga berita ini diturunkan masih bertahan di kawasan jembatan layang Senayan, juga di kawasan Slipi, Jakarta Pusat.

TANGGAPAN : Aksi yang dilakukan para mahasiswa ini sudah termasuk salah satu contoh perbuatan vandalisme (pengrusakan barang secara keras dan ganas). Banyak barang yang dirusak bahkan dibakar apalagi sampai pagar depan Gedung DPR/MPR RI dijebol dan jalur busway pun juga ikut dirusak. Sebenarnya, tujuan yang dilakukan para mahasiswa melakukan demo ini bukannya tercapai malah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan kerusakan yang parah. Seharusnya pihak yang melakukan demo ini bisa memperhitungkan kemungkinan yang terjadi akibat tindakan ini dan memastikan agar demo berlangsung dengan damai.

https://www.liputan6.com/news/read/4070897/usai-demo-mahasiswa-kawasan-gedung-dpr-rusak-parah 

Contoh Pola dalam Kehidupan Sehari-Hari

  MATEMATIKA 1.                     POLA BILANGAN KERANG Pola pada kulit sejenis moluska yang bernama Chambered Nautilus: (1, 1, 2, 3, 5...