Pink Bobblehead Bunny

Friday, February 28, 2020

TEMPAT WISATA SEMARANG

╒══════════════════════════════°
TEMPAT WISATA DI SEMARANG
°══════════════════════════════╛

1. Candi Gedong Songo


Candi Gedong Songo adalah nama sebuah kompleks bangunan candi peninggalan Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran.
Nama Candi Gedong Songo diambil dari bahasa Jawa, yaitu ‘Gedong’ yang berarti bangunan/rumah, dan ‘Songo’ yang berarti sembilan.

Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). Gedung Songo ini awalnya dinamakan Gedong Pitoe oleh Raffles karena pada saat itu hanya ditemukan 7 candi saja.
Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara di sini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C), meskipun tidak sedingin di Dataran Tinggi Dieng.
Lokasi sembilan candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan yang indah. Hal tersebut dikarenakan kita dapat melihat pemandangan kota dari ketinggian. Selain itu, objek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.

2. Curug Benowo

Curug Benowo terletak di Lereng Gunung Ungaran, Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Curug dalam Bahasa Jawa berarti Air Terjun. Menurut warga sekitar, air terjun di lereng Gunung Ungaran ini pernah menjadi tempat singgah Benowo yang dikenal sebagai Pangeran Kerajaan Pajang. Curug Benowo ini mungkin sulit untuk dicapai orang kebanyakan karena tempatnya benar-benar alami, dengan jalan yang setapak, dan naik turun.

Oleh karena itu, tempat ini hanya direkomendasikan pada para pecinta alam/mereka yang suka tantangan, dibandingkan untuk kebanyakan orang, terutama jika untuk rekreasi keluarga. Namun, kelelahan menuju lokasi akan langsung terbayar oleh keindahan pesona alam Curug Benowo ini. Air di Curug Benowo mengalir deras dari ketinggian 70 meter dan debet airnya sangat deras, menjanjikan gemuruh dan kesegaran yang luar biasa. Selain itu di sekitar sana juga terdapat jembatan kayu yang bisa dijadikan titik foto menarik. Di dekat Curug Benowo ini juga terdapat curug lainnya, yaitu Curug Lawe yang tak kalah indahnya

3. Curug Lawe

Curug Lawe adalah air terjun yang berada di Desa Kalisidi, Gunung Pati, Kecamatan  Ungaran Barat, Semarang. Air di Curug Lawe benar-benar bersih dan kondisi alam di sekitarnya sangat indah. Curug Lawe dan Benowo berada disebelah utara anak-anak Gunung Ungaran dan menjadi hulu Kali Banjir Kanal Barat / Kali Garang di kota Semarang.

Air terjun ini disebut Curug Lawe karena air yang jatuh dari tebing curam itu terlihat bagai benang-benang putih, yang dalam bahasa Jawa disebut lawe. Ada juga yang menjelaskan bahwa konon jumlah air terjun yang ada, baik dari yang besar hingga yang terkecil berjumlah 25 buah yang dalam bahasa Jawa selawe.
Dalam satu kawasan terdapat dua air terjun yaitu curug lawe di sisi barat dan curug benowo di sisi timur yang berjarak sekitar 500m antar kedua air terjun.

4. Goa Kreo

Goa Kreo adalah objek wisata yang terdapat di Kota Semarang. Goa Kreo merupakan Goa yang terbentuk oleh alam dan terletak di tengah-tengah Waduk Jatibarang, sebuah bendungan yang membendung Kali Kreo. Goa ini berlokasi di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.


Kata ‘Kreo’ berasal dari kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu.
Goa ini pernah digunakan Sunan Kalijaga untuk bertapa. Di sini terdapat banyak monyet ekor panjang dan menurut legenda, juga terdapat tiga monyet gaib anak buah dari Sunan Kalijaga untuk menjaga hutan tersebut.

5. Klenteng Sam Poo Kong

Klenteng Sam Po Kong yang mempunyai arti ‘Goa Tiga Orang Sakti’ ini merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Klenteng ini disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan gua batu besar yang berada di sebuah bukit batu.

Klenteng Sam Po Kong berada di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Klenteng ini dibangun oleh masyarakat Tonh Hua untuk mengenang Zheng He. Tempat ini kemudian dijadikan tempat peringatan dan pemujaan serta berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakkan sebuah altar serta patung-patung Sam Po Tay Djien.
Meskipun Laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi masyarakat menganggapnya sebagai dewa. Hal tersebut dikarenakan agama Kong Hu Cu atau Tao menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.

6. Kota Lama


Kota Lama adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20. Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, kawasan itu membangun benteng yang dinamai Benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur antar ketiga pintu gerbang di benteng itu, maka dibuatlah jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utama yang dinamai Heeren Straat. Namun, jalan tersebut kemudian diganti namanya menjadi Jl. Letjen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.
Kawasan Kota Lama disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, kawasan ini terpisah dari daerah sekitarnya sehingga tampak seperti kota tersendiri dan diberi julukan "Little Netherland". Kawasan Kota Lama ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kukuh dan mempunyai sejarah kolonialisme di Semarang.
Secara umum, karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa, seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca yang berwarna-warni, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah.
Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan Belanda, di Kota Lama dibangun pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat Kota Lama Semarang. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya dan lima menara pengawas yang diberi nama Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk dan Bunschoten.

7. Lawang Sewu
Lawang Sewu adalah gedung bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini, dahulu yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Lawang Sewu dibangun pada tahun 1904 di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein dan selesai pada tahun 1907.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak, dan memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
Di halaman, pengunjung dapat melihat koleksi lokomotif kereta api tua yang dulu pernah beroperasi di Semarang. Lokomotif tersebut berada di sebelah utara gedung dan berdiri di atas bangunan setinggi kira-kira 50cm.
Pintu masuk di Lawang Sewu berada di sebelah selatan. Di bangunan ini, terdapat museum kereta api yang memiliki koleksi foto-foto kereta api yang digunakan Indonesia zaman dulu, walpaper, foto dan tulisan mengenai sejarah kereta api bangsa Indonesia, seperti sejarah terbentuknya perusahaan kereta api di Indonesia.
Selain itu, terdapat pula koleksi mesin dengan tuas yang dulu digunakan untuk memindahkan rel kereta api. Di ruangan-ruangan lain, terdapat banyak sekali koleksi, seperti koleksi kereta api berwarna biru dengan ukuran sedang (seperti kereta mini di pasar malam), koleksi miniatur lokomotif kereta api zaman dulu yang masih menggunakan tenaga uap, koleksi mesin ketik zaman dulu dan mesin telegram yang berukuran besar, serta koleksi-koleksi seragam perusahaan KAI yang dipasang di patung dalam lemari kaca.

HKCN

No comments:

Post a Comment

Contoh Pola dalam Kehidupan Sehari-Hari

  MATEMATIKA 1.                     POLA BILANGAN KERANG Pola pada kulit sejenis moluska yang bernama Chambered Nautilus: (1, 1, 2, 3, 5...